Fatin Sosok Visioner Bukan Petaka, Sebuah Jawaban.
(Oleh: Rahman Raden)
“Mudah-mudahan kalau misalnya lolos (amin) kedepannya aku bisa dapat pelatihan suara yang lebih bagus terus bisa menambah mengalaman yang lebih banyak lagi”
Itulah kalimat sederhana dari VT saat Fatin akan tampil audisi di X Factor Indonesia. Kalimat tersebut menunjukan bahwa Fatin sosok anak muda yang visioner nan bersahaja. Misinya ikut X Factor hanya ingin mendapat pelatihan vocal sekaligus menimba pengalaman bukan sebagai Juara. Ternyata Fatin mendapati lebih dari itu.
Karisma suara Fatin yang akhirnya terlatih yang diraihnya saat ini adalah jawaban keinginan sederhananya yang terwujud. Sementara Popularitas dan Juara X Factor adalah bonus atas kerja kerasnya mewujudkan misinya yang benar-benar dia bangun dari dirinya dan dukungan mentor dan team X Factor.
Kehadiran Fatin sebagai remaja berjilbab yang meraih prestasi tertinggi di X Factor, bukanlah sebuah petaka (seperti yang di tulis Kompasianer Mukti Ali) melainkan ini menjadi segelas pelepas dahaga publik atas suguhan media di Indonesia saat ini. Fatin berhasil menjadi penebar kebahagiana dan menjadi obat anti kejenuhan dengan suaranya yang indah setelah bangsa ini menontonkan ke publik lewat media kasus korupsi, skandal pejabat partai dengan sejumlah wanita, kasus perseteruan murid dengan guru spritualnya.
Kemenangan Fatin bukanlah petaka, Fatin gadis lahir dari keluarga taat beragama, orang tua yang berpendidikan serta orang tua Fatin mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai luhur dan budi pekerti. Petaka itu bukanlah milik Fatin tetapi Fatin adalah anugerah besar yang dimiliki bangsa ini.
Sedikit saya akan menuangkan bahwa wanita yang menjadi petaka itu adalah:
1. Wanita yang kepergok di kamar hotel dengan petinggi Partai
2. Wanita yang menerima pencucian uang korupsi dari Petinggi Partai
3. Wanita yang menjadi istri dari dukun aliran sesat yang sangat Subur
Fatin adalah fenomena besar saat ini di jagad hiburan Indonesia, mungkin bisa dikatakan Fatin telah menjadi daya tarik besar bagi orang-orang untuk terus mengamati dan dibicarakan baik secara santai maupun dengan secara ilmiah dengan teori dan analisis yang baik serta sudut pandang dari ilmu sosial maupun agama mewarnai kehidupan Fatin.
Fatin menjadi objek yang terus di puja dan dimanja oleh para Fatinistic serta menjadi objek yang akan selalu dihina dan dikritisi Haters. Sebuah hal yang alamiah dan itu terjadi pada Fatin. Ada yang suka dan tidak suka adalah warna yang memang tidak akan pernah hilang dari kehidupan kita.
Sebaiknya kita belajar kepada Fatin untuk menjadi orang yang kuat dan tangguh saat ada orang yang menghina hingga menganggapnya sebuah petakan. Fatin Best Of The Best…
#SalamFoyah
(sumber: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/06/09/fatin-sosok-visioner-bukan-petaka-567327.html)
<Supported by: Global English Institute Yogyakarta>
(Oleh: Rahman Raden)
“Mudah-mudahan kalau misalnya lolos (amin) kedepannya aku bisa dapat pelatihan suara yang lebih bagus terus bisa menambah mengalaman yang lebih banyak lagi”
Itulah kalimat sederhana dari VT saat Fatin akan tampil audisi di X Factor Indonesia. Kalimat tersebut menunjukan bahwa Fatin sosok anak muda yang visioner nan bersahaja. Misinya ikut X Factor hanya ingin mendapat pelatihan vocal sekaligus menimba pengalaman bukan sebagai Juara. Ternyata Fatin mendapati lebih dari itu.
Karisma suara Fatin yang akhirnya terlatih yang diraihnya saat ini adalah jawaban keinginan sederhananya yang terwujud. Sementara Popularitas dan Juara X Factor adalah bonus atas kerja kerasnya mewujudkan misinya yang benar-benar dia bangun dari dirinya dan dukungan mentor dan team X Factor.
Kehadiran Fatin sebagai remaja berjilbab yang meraih prestasi tertinggi di X Factor, bukanlah sebuah petaka (seperti yang di tulis Kompasianer Mukti Ali) melainkan ini menjadi segelas pelepas dahaga publik atas suguhan media di Indonesia saat ini. Fatin berhasil menjadi penebar kebahagiana dan menjadi obat anti kejenuhan dengan suaranya yang indah setelah bangsa ini menontonkan ke publik lewat media kasus korupsi, skandal pejabat partai dengan sejumlah wanita, kasus perseteruan murid dengan guru spritualnya.
Kemenangan Fatin bukanlah petaka, Fatin gadis lahir dari keluarga taat beragama, orang tua yang berpendidikan serta orang tua Fatin mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai luhur dan budi pekerti. Petaka itu bukanlah milik Fatin tetapi Fatin adalah anugerah besar yang dimiliki bangsa ini.
Sedikit saya akan menuangkan bahwa wanita yang menjadi petaka itu adalah:
1. Wanita yang kepergok di kamar hotel dengan petinggi Partai
2. Wanita yang menerima pencucian uang korupsi dari Petinggi Partai
3. Wanita yang menjadi istri dari dukun aliran sesat yang sangat Subur
Fatin adalah fenomena besar saat ini di jagad hiburan Indonesia, mungkin bisa dikatakan Fatin telah menjadi daya tarik besar bagi orang-orang untuk terus mengamati dan dibicarakan baik secara santai maupun dengan secara ilmiah dengan teori dan analisis yang baik serta sudut pandang dari ilmu sosial maupun agama mewarnai kehidupan Fatin.
Fatin menjadi objek yang terus di puja dan dimanja oleh para Fatinistic serta menjadi objek yang akan selalu dihina dan dikritisi Haters. Sebuah hal yang alamiah dan itu terjadi pada Fatin. Ada yang suka dan tidak suka adalah warna yang memang tidak akan pernah hilang dari kehidupan kita.
Sebaiknya kita belajar kepada Fatin untuk menjadi orang yang kuat dan tangguh saat ada orang yang menghina hingga menganggapnya sebuah petakan. Fatin Best Of The Best…
#SalamFoyah
(sumber: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/06/09/fatin-sosok-visioner-bukan-petaka-567327.html)
<Supported by: Global English Institute Yogyakarta>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar