Sabtu, 22 Juni 2013



Tuk. Tuk. Tuk.

Lirik pertama dinyanyikan Fatin. Diiringi tepuk tangan beberapa penonton. Disusul juri-juri. Raut wajah Rossa langsung berubah. Mulan terpana. Dani terpesona. Hanya Bebi yang diam tanpa ekspresi yang luar biasa.

Grenade Fatin mengalun dengan sangat indah sekali. Tanpa ekspresi memang. Tapi karakter vocal begitu kuat. Tidak ada Bruno Mars dalam Grenade ini. Hanya ada versi Fatin saja. Lirikan matanya pun tidak nakal. Menyanyi saja sesuai tempo lagu.

Lagu ini terasa begitu membawa berkah. Ruhnya dapat di mana-mana. Hampir semua penonton mengangga. Tepuk tangan pun ricuh. Yang paling luar biasa adalah melihat Dani dengan “napsu” tinggi mendengar suara Fatin. Dani yang mungkin di awal memandang Fatin hanya bisa lagu-lagu Arab bisa berubah berbalik menyukai. Rossa yang diawal sinis melihat penampilan Fatin sangat bersemangat ikut bernyanyi.

Dan sebutan paling menggelegar menggetarkan telinga. Foya!

Tidak tahunya si Foya ini sudah menghipnotis semua penonton, tidak hanya di tribun penonton panggung megah itu. Tetapi seluruh masyarakat Indonesia dan dunia yang melihat penampilan sederhana anak sekolahan. Mata yang memandang sebelah menjadi lebar keduanya.

Penyanyi kamar mandi menyelesaikan Foya dengan no no no!

Teriakan penonton, histeris Rossa dan Mulan membuat Fatin tersenyum walau masih malu-malu. Untung saja Dani tidak ikut-ikutan teriak histeris. Coba kalau itu terjadi, pasti akan lebih menggembarkan bumi Indonesia saat menonton babak audisi. Lihatlah ekspresi wajahnya yang datar saja. Seperti saat dia menyanyikan lagu “hebat” itu. Datar. Tanpa makna. Hanya menyanyi saja. Tanpa teknik macam-macam. Cuma karakter. Keluar dari konteks penyanyi aslinya.

Inilah Fatin. Si Foya yang sudah menggetarkan seluruh jagad.

Fatin usai bersenandung. Giliran juri berkomentar. Rossa sangat semangat berkomentar.

“Teman-teman kamu tahu tidak suaramu bagus?”

“Biasa aja…”

“Kamu lucu deh, malu-malu gini nyanyinya bagus apalagi kalau udah profesional,” mungkin demikian maksud Rossa.

Fatin masih tetap saja malu-malu. Tanpa bisa memberi ekspresi yang lebih dari itu. Tidak terlihat dia senang dan tidak terlihat pula dia sedih. Tidak berambisi lolos audisi. Yang seperti peserta audisi lain, langsung ngakak begitu juri memberikan nilai positif. Yang memberi arti bahwa akan lolos ke babak berikut. Bagi Fatin yang polos, jika lolos rezeki dan jika tidak lolos belum saatnya. Namun pemikiran itu tentu harus dibuang jauh-jauh.

Menurut Dani dan Mulan, suara Fatin mirip dengan penyanyi legendaris Cindy Lauper. Sampai-sampai mereka serentak menyanyikan lagu andalan penyanyi yang bukan zaman Fatin. Saat ditanya Fatin langsung mengeleng tidak mengenal sosok Cindy Lauper.

Cindy Lauper? Tentu tidak semua orang mengenal penyanyi ini. Salah satu penyanyi yang mempopulerkan Time After Time, memang bukan di masa sekarang. Era tujuhpuluhan. Sudah lama sekali. Suaranya hampir mirip dengan Fatin tetapi tidak sekuat karakter Fatin dalam melagukan sebuah lirik.

Tak sampai di sana keluguan yang dihadirkan Fatin. Setelah juri meloloskannya masuk ke babak selanjutnya, Fatin hanya berdiri tegang. Baru setelah mamanya datang rasa tegang itu hilang. Masih saja Dani menganggu, dimintanya Fatin berdiri di sudut ruangan itu.

Ada-ada saja.

Grenadenya Fatin sudah menggema di mana-mana sekarang. Jumlah penonton di jejaring sosial semakin hari semakin bertambah banyak.

Granat bernama Grenade itu begitu marah membuat Fatin ditonton ramai-ramai saban waktu. Menjadi pembicaraan di mana-mana. Granat yang sudah dilempar ini tidak dipaksa meledak namun meledak secara pelan-pelan. Karena Fatin tidak sedang merakit bom namun sedang membuat bom yang sudah ada menjadi ledakan dahsyat!


~Jadi Rebutan~

Sesuatu yang “enak” pasti akan menjadi rebutan. Semua orang mau tidak mau akan menyukai yang rasanya enak itu. Enak bisa didefinisikan secara luas. Memang, enak tidak hanya pada rasa makanan, enak bisa juga diartikan pada enak mendengar, enak melihat, dan enak yang lain. Asal tidak dipikir negatif, ya! Lalu apa hubungannya rasa enak itu dengan si Fatin yang telah tampil memukau di tahap audisi ini? Tentu saja ada. Bukan penampilannya yang enak dilihat lantaran baju sekolah dan jilbab putih itu. Tetapi karena suaranya yang renyah bagai kerupuk yang langsung mematahkan hati setiap pendengar. Meleleh. Ingin terus menerkam. Memaksa untuk memilikinya!

Dan berhasil! Yang enak ini jadi rebutan antara Dani dan Rossa. Awalnya Dani menawarkan masuk ke kelompok binaannya, tapi Rossa malah memaksa harus ke kelompok dia. Mereka tidak akan berebut seandainya tidak mempunyai sudut pandang jauh ke depan. Mereka sudah memprediksi bahwa si Foya ini bisa “dipermak” menjadi penyanyi hebat kelak. Modal suara sudah ada walau teknik nol besar. Itu tidak penting. Teknik bisa dipelajari seiring waktu berjalan. Sedangkan karakter vocal yang dimilikinya? Mahal sekali!

Setelah perdebatan panjang itu, akhirnya Fatin sendiri yang memilih Rossa. Bisa jadi karena sama-sama perempuan. Bisa karena Rossa mampu membimbing Fatin dari bawah. Bisa karena aura Rossa mampu mengimbangi Fatin. Bisa karena macam-macam. Terpenting, Fatin sudah memilih.

Rossa menang!

“Kita akan memenangkan ini, Fatin!” begitu ujar Rossa sebelum mempersilahkan Fatin meninggalkan ruang audisi maha megah itu.

Fatin yang meninggalkan ruangan kerlap-kerlip itu bersama mamanya langsung menghubungi seseorang. Entah ayahnya. Entah orang lain; yang istimewa di hatinya. Dia mengabarkan telah diperebutkan oleh dua orang hebat yang baru saja menilai penampilannya. Dari rasa tidak percaya telah lolos audisi itu, Fatin menutup babak ini dengan raut senang dan berniat belajar. Belajar bukan menjadi pemenang!

Pesona Fatin telah membuat seorang Ahmad Dani berbunga-bunga dan terpana. Belum pernah melihat sosok penuh teka-teki ini begitu berambisi terhadap sesuatu. Jiwa bisnis memang tak jauh berlari, pengalaman telah mengajarkan Dani banyak hal. Termasuk menilai penyanyi berkualitas dan laku di pasaran.

Seandainya Fatin berhasil takluk pada genggamannya, pasti akan banyak lagu-lagu roman picisan yang diciptakan untuk gadis belia ini. Sudah tidak diragukan lagi kemampuan Dani dalam menelurkan lagu-lagu hits. Banyak penyanyi yang menjadi sangat terkenal berkat managemen Dani. Kekuatan laki-laki suka bercanda ini tidak bisa dianggap enteng. Penyanyi seperti Ari Lasso dan Once adalah teman dekat Dani yang kemudian bersolo karir dan tak pelak, meledak di pasaran.

Sekali lagi berandai, jika Fatin di pihak Dani, laki-laki ini pasti akan mempermak Fatin menjadi seseorang yang lebih hebat dari sekarang. Mungkin saja benar. Mungkin juga salah. Sisi lain Fatin ternyata lebih peka dalam memilih. Merasa perempuan dan mungkin mengetahui bagaimana kehidupan Dani, akhirnya memilih Rossa. Sama-sama perempuan yang akan jauh dari berita tak sedap.

Tidak juga menyalahkan Dani, rasa Fatin telah memilih Rossa lantaran Dani penuh “keindahan” hidupnya dan dikelilingi banyak perempuan cantik. Tak perlu berprasangka memang, tapi keputusan Fatin terbukti tepat setelah kita melihat babak demi babak yang telah dilalui.

Pilihan hati tidak akan meleset dari keinginan. Rossa begitu menyayangi Fatin, apapun tentang gadis belia ini dibanggakan dan digali potensi habis-habisan sampai keluar aura bintang gemerlap di malam buta!

(Penulis: Bai Ruindra.
Sumber: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/06/16/fatin-memikat-di-audisi--569446.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar